Sebelumnya kita telah mengikuti penjelasan pengarang tentang shalat
Jum’at, terutama keutamaannya dan fardhu-fardhunya. Pada bahasan kali
ini kita akan memperhatikan keterangan selanjutnya dari pengarang
mengenai shalat Jum’at, yakni tentang sunnah-sunnah dan adab-adabnya.
Pengarang mengatakan:
Dianjurkan memakai baju putih, wewangian, dan mandi. Berangkat lebih
awal juga dianjurkan. Nabi SAW bersabda,“Barang siapa berangkat Jum’at
di waktu awal, seolah-olah ia berqurban seekor unta yang gemuk.
Barang siapa berangkat pada waktu kedua, seolah-olah ia berqurban satu
ekor sapi. Barang siapa berangkat pada waktu ketiga, seolah-olah ia
berqurban seekor domba yang sudah bertanduk. Barang siapa berangkat
pada waktu keempat, seolah-olah ia berqurban seekor ayam. Dan, barang
siapa berangkat pada waktu kelima, seolah-olah ia berqurban dengan
sebutir telur. Jika imam telah menuju mimbar, lembaran-lembaran
catatan ditutup, pena-pena dicabut, dan para malaikat berkumpul di
sekitar mimbar untuk mendengarkan khutbah. Barang siapa datang setelah
itu, ia datang hanya untuk kewajiban shalat dan tidak mendapatkan
keutamaan sama sekali.”
Perincian waktunya yaitu, pertama, (mulai fajar) sampai matahari
terbit; kedua, sampai matahari mulai naik; ketiga, sampai matahari
semakin naik; keempat dan kelima, setelah waktu dhuha sampai matahari
tergelincir.
Dan hendaknya tidak melangkahi pundak orang-orang, tidak lewat di
hadapan mereka, duduk di tempat yang tidak dilewati orang, dan mencari
shaf terdepan. Apabila telah selesai shalat, hendaknya memperbanyak
dzikir kepada Allah SWT dan mencari dengan sebaik-baiknya saat
mustajabah yang ada di hari Jum’at (Kapan saat itu memang tidak
dijelaskan, gunanya untuk memotivasi agar kita terus berdoa di hari
Jum’at).
Juga memperbanyak bacaan shalawat kepada Rasulullah SAW. Beliau
bersabda, “Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di malam dan siang
yang cemerlang.” Maksudnya, pada siang dan malam Jum’at. Dan dianjurkan
bersedekah, khususnya pada hari itu.
Apabila memasuki masjid, dianjurkan agar tidak duduk sebelum
mendirikan shalat empat rakaat dengan membaca dua ratus kali surah
Al-Ikhlash.
Apabila mampu menjadikan hari Jum’at hanya untuk kegiatan akhirat,
jangan membuat kesibukan duniawi sama sekali di hari itu. Barang siapa
mampu melakukan hal tersebut, niscaya itu menjadi penghapus dosa-dosa
dari Jum’at ke Jum’at. Diriwayatkan bahwa orang yang mengadakan
perjalanan di malam Jum’at, dua malaikat yang mendampinginya mendoakan
keburukan untuknya. Dan haram hukumnya bepergian setelah terbit
fajar (hari Jum’at), kecuali apabila khawatir tertinggal rombongan.
Dikutip dari http://majalah-alkisah.com/
Posting Komentar